468x60 Ads

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا، وَمَا بَطَنَ، وَلَا شَيْءَ، أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ، مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ (صحيح البخاري) Sabda Rasulullah SAW: “Tiada siapapun yang lebih pencemburu dari Allah, karena itulah Dia (SWT) melarang perbuatan dosa dan jahat, yang terang terangan atau yang tersembunyi, dan tiada siapapun yang lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah Dia (SWT) memuji Dzat-Nya (SWT) sendiri) (Shahih Bukhari)

Majelis Rasulullah SAW

Rabu, 10 Februari 2010

Sunan Muria (Walisongo 9/9)

Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.

----------

Ia putra Dewi Saroh (adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak), dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus.

Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya.

Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518 - 1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

0 komentar: