468x60 Ads

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لَا أَحَدَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا، وَمَا بَطَنَ، وَلَا شَيْءَ، أَحَبُّ إِلَيْهِ الْمَدْحُ، مِنْ اللَّهِ، وَلِذَلِكَ مَدَحَ نَفْسَهُ (صحيح البخاري) Sabda Rasulullah SAW: “Tiada siapapun yang lebih pencemburu dari Allah, karena itulah Dia (SWT) melarang perbuatan dosa dan jahat, yang terang terangan atau yang tersembunyi, dan tiada siapapun yang lebih suka dipuji, selain Allah, oleh sebab itulah Dia (SWT) memuji Dzat-Nya (SWT) sendiri) (Shahih Bukhari)

Majelis Rasulullah SAW

Senin, 08 Februari 2010

IMAN KEPADA HARI AKHIR DAN IMAN KEPADA KEHIDUPAN AKHIRAT

BAB I
PENDAHULUAN

Iman menurut bahasa adalah membenarkan. Adapun menurut istilah syari’at yaitu meyakini dengan hati, mengucapkan dengan lisan dan membuktikannya dalam amal perbuatan yang terdiri dari tujuh puluh tiga hingga tujuh puluh sembilan cabang. Yang tertinggi adalah ucapan ??? ?????? ?????? ??? dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan yang menggangu orang yang sedang berjalan, baik berupa batu, duri, barang bekas, sampah, dan sesuatu yang berbau tak sedap atau semisalnya. Rasulullah Shallahu’alaihi wa sallam bersabda,”Iman lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, paling utamanya perkataan ??? ?????? ?????? ??? dan yang paling rendahnya menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu merupakan cabang dari keimanan”. Secara pokok iman memiliki enam rukun sesuai dengan yang disebutkan dalam hadist Jibril ii tatkala bertanya kepada Nabi Shallahu’alaihi wa sallam tentang iman, lalu beliau menjawab, ”Iman adalah engkau percaya kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya, hari akhir, dan percaya kepada taqdirNya, yang baik dan yang buruk”. Adapun cakupan dan jenisnya, keimanan mencakup seluruh bentuk amal kebaikan yang kurang lebih ada tujuh puluh tiga cabang. Karena itu Allah menggolongkan dan menyebut ibadah shalat dengan sebutan iman dalam firmanNya,”Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu”. Para ahli tafsir menyatakan, yang dimaksud ’imanmu’ adalah shalatmu tatkala engkau menghadap ke arah baitul maqdis, karena sebelum turun perintah shalat menghadap ke Baitullah (Ka’bah) para sahabat mengahadap ke Baitul Maqdis.
Iman kepada hari akhir atau kiamat adalah percaya akan adanya hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman adanya hari kiamat akan senantiasa menjaga agar perilakunya baik dan berusaha menjauhi hal-hal yang buruk. Begitu juga sebaliknya, orang yang tidak beriman tidak akan berusaha berbuat baik dan tetap melakukan hal-hal yang buruk ataupun maksiat hanya untuk bersenang-senang ketika didunia.

BAB 2
PEMBAHASAN

Hari akhir disebut juga dengan hari kiamat, artinya hari kebangkitan. Pada hari kebangkitan ini semua manusia yang telah meninggal dibangkitkan kembali untuk mempertanggung-jawabkan semua amal perbuatannya selama hidup di dunia. Pada saat terjadinya hari akhir, semua makhluk yang ada di dunia ini akan musnah, langit hancur, gunung-gunung meletus, lautan meluap, dan bumi memuntahkan segala isinya. Kiamat dibagi menjadi 2 macam yaitu kiamat sughra dan kiamat kubra. Kiamat sughra adalah kiamat kecil, misalnya terjadinya kematian, terjadinya musibah seperti banjir, gempa bumi, gelombang tsunami, dsb. Seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Qashas (28):88 :

Artinya :
“Segala sesuatu itu pasti rusak, kecuali Zat-nya (Allah)”.
Dalam firman Allah SWT surat lain Ali Imran: 185 disebutkan :

Artinya :
“Tiap-tiap yang bernyawa (pasti) akan mengalami mati”.
Sedangkan Kiamat kubra adalah kiamat besar, yaitu saat rusaknya jagad raya dengan segala isinya, inilah kiamat yang sesungguhnya. Dalam firman Allah SWT surat Al-Zalzalah: 1-3 dan Al-Waqi’ah : 4-6 menjelaskan :

Artinya :
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangannya (yang dahsyat) dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandungnya dan manusia bertanya : “Mengapa bumi (jadi begini)?”

Artinya :
“Apabila bumi digoncangkan dahsyat-dahsyatnya dan gunung-gunung dihancurkan sehancur-hancurnya maka jadilah ia debu yang beterbangan”.
Tanda-tanda terjadinya kiamat kubra atau kiamat besar, terbitnya matahari dari arah barat dan terbenam dari arah timur. Hal ini terjadi karena perubahan besar dalam susunan alam semesta. Kedua, keluarnya suatu binatang yang sangat aneh. Binatang ini dapat bercakap-cakap kepada semua orang dan menunjukkan kepada manusia bahwa kiamat sudah sangat dekat. Datangnya Al-Mahdi, yang termasuk keturunan dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, dia serupa benar akhlak dan budi pekertinya dengan Rasulullah SAW. Munculnya Dajal, Dajal adalah seorang yang muncul sebagai tanda semakin dekat datangnya kiamat. Dajal bermata buta sebelah dan mengaku sebagai “Tuhan”. Hilang dan lenyapnya Al-Qur’an dan mushaf, hafalan dalam hati. Bahkan lenyap pulalah yang ada di dalam hati seseorang. Berkumpulnya manusia, seperti selamatan kelahiran, khitanan, perkawinan, ulang tahun, dll. Akan tetapi tidak pernah sedikit pun dijalankan perintah-perintah-Nya serta dijauhi larangan-Nya. Turunnya Nabi Isa as. Beliau akan turun ke bumi ini di tengah-tengah merajalela pengaruh Dajal.
Setelah terjadinya hari kiamat dan hancurnya seluruh alam semesta, maka manusia akan menjalani hari-hari pembalasan setelah apa yang mereka perbuat saat mereka hidup, dimana itu semua untuk menentukan masuk neraka atau kah surga. Pertama, manusia berada di alam barzah disebut juga alam kubur. Di alam barzah manusia sudah dapat merasakan balasan amal baik dan buruk disebut juga siksa kubur.
Firman Allah SWT surat Al-Mukmin: 100 :

Artinya :
“Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzah (dinding pemisah) sampai hari mereka dibangkitkan”.
Kedua, yaumul ba’as artinya hari kebangkitan, yaitu hari bangkitnya kembali seluruh umat manusia sejak nabi Adam a.s. hingga manusia terakhir dari alam kubur setelah malaikat Israfil meniup sangkakala yang kedua.
Firman Allah SWT dalam surat Az-Zalzalah: 6 :

Artinya :
“Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, agar kepada mereka itu dapat diperlihatkan amalan-amalannya yang sudah-sudah”.
Tahap yang ketiga, yaumul mahsyar adalah hari berkumpulnya seluruh umat manusia. Setelah manusia dibangkitkan dari alam kubur, manusia digiring dan dikumpulkan di padang mahsyar.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi : 47 menyatakan :
........
Artinya :
“........ Dan kami kumpulkan seluruh manusia dan tidak kami tinggalkan seorang pun dari mereka”.
Berikutnya, Yaumul Mizan yaitu hari penimbangan amal baik dan amal buruk yang dilakukan manusia selama hidupnya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Anbiya: 47 :

Artinya :
“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.”
Setelah yaumul mizan, kemudian yaumul hisab, yang artinya hari perhitungan amal baik dan buruk yang dilakukan selama hidupnya.
Firman Allah SWT dalam surat Al-Mukmin:17 :

Artinya :
“Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya”.
Dan yang terakhir yaitu sirat. Sirat adalah jalan atau jembatan penentu dari setiap manusia setelah diperhitungkan dan ditimbang perbuatan baik-buruknya. Sirat tersebut menentukan manusia masuk surga atau neraka. Jika amalnya baik, maka ia akan masuk surga, begitu juga sebaliknya.
Surga dan neraka adalah tempat terakhir yang diciptakan oleh Allah SWT untuk memberikan balasan atas perbuatan manusia semasa di dunia. Surga adalah tempat yang paling indah pada kehidupan yang akan datang. Disana tida
Iman kepada hari akhir atau kiamat juga memiliki bebarapa fungsi, seperti: menambah iman serta ketaqwaan kepada Allah SWT. Membuat manusia lebih taat kepada Allah dan Rasulullah SAW dengan menghindarkan diri dari perbuatan maksiat. Senantiasa hidup dengan hati-hati, waspada, dan selalu meminta ampunan kepada Allah SWT. Memberikan motivasi untuk beramal dan beribadah karena segala perbuatan baik akan mendapat balasan di akhirat. Selalu menghiasi diri dengan berzikir kepada Allah SWT sehingga jiwa menjadi tenang.

BAB 3
KESIMPULAN

Dengan memahami kajian teori di atas, tentunya kita semakin mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini hanya bersifat sementara. Manusia lahir lalu bertumbuh-kembang, menjalani kehidupan yang tidak abadi dan akhirnya meninggal dunia. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan. Semua makhluk ciptaan Allah, bisa di ibaratkan ketika hidup di dunia ini hanya numpang lewat atau sekedar minum saja. Dan kehidupan yang sesungguhnya dan abadi ialah kehidupan di akhirat, setelah kehidupan di dunia.
Setelah kehancuranya seluruh alam semesta, kemudian manusia akan menuju ke alam barzah, yaumul ba’as, yaumul mahsyar, yaumul mizan, yaumul hisab, sirat dan surga dan neraka. Disitu mereka akan mengakui segala perbuatannya baik maupun buruk ketika hidup didunia, perhitungan amal dan dosa dan pembalasan atas semuanya. Surga dan neraka merupan tujuan terakhirnya dan kehidupan yang abadi.
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa kehidupan yang kekal hanya di akhirat kelak. Disana tidak ada lagi kematian. Orang-orang beriman dan beramal saleh akan hidup selamanya di surga. Sebaliknya, orang-orang kafir dan beramal buruk akan hidup di neraka untuk selamanya. Sedangkan orang-orang yang beramal saleh dan beramal buruk, ia akan di sucikan terlebih dahulu segala dosa-dosa di neraka dan setelah suci, maka ia akan di masukan ke dalam surga

0 komentar: